Lain kepala, lain isi otaknya. Kalau sama, gue yakin bakal satu pemikiran sama gue. Gue mungkin bukan orang yang super bersih dari dosa, bukan juga tipe manusia yang mau ngurusin orang lain yang gak gue kenal atau sekedar gue tahu tapi gak gue kenal luar dalamnya.
Kantor emang menyimpan ribuan cerita dan berita, mulai dari gosip - gosip yang merebak karena salah satu bagian personalia 'ember', sampai 'bangkai' yang sekian lama ditutupin, tapi akhirnya kecium juga. Amazingly gue gak peduli, but eventually gue terseret masuk ke dalam salah satu kasus.
Awalnya sebagai anak baru di kantor gue yang sebelumnya, gue gak tahu seperti apa orang - orang di sana, hingga suatu ketika, saat gue pasang status jengkel di BBM ada salah satu orang bbm gue.
Fina : "What happen with you?"
Gue : "Nothing, just a little bit disappointing."
"bla bla bla" akhirnya gue cerita banyak hal, hingga gue mulai akrab dengan dia. Merasa sebagai teman akhirnya gue bisa banyak cerita ke dia. Gerak - gerik pertama gue fine, hingga akhirnya gue curiga sama Fina yang umurnya udah mau masuk 40-an tapi masih dengan body ABG dan dandanan yang lumayan lah ya, sepertinya dia sedang berusaha mendekat salah satu partner kerja gue, namanya Nano. Nano emang bisa dibilang orang yang lumayan lah, wajah lumayan dan tubuhnya yang tinggi itu untuk bujangan umur 23 tahunan seperti dia gue yakin banyak cewek tua - muda yang bakal hmmm... tahu lah ya. Gue langsung tahu ekspektasinya apa (setidaknya).
"Hell! I don't even care!" dalam hati. Karena jujur, gue sih gak mau ngeribetin diri gue dengan urusan orang lain. Toh sebagai teman, kita juga punya batasan yang harus gue jaga.
Fina-ku sayang, Fina-ku malang. Cinta bertepuk sebelah tangan. Gayung tak bersambut, entah pernah diutarakan atau tidak, tapi ada perubahan sikap diantara keduanya. Fina yang getol banget minta di tolongin fotocopy dan berbagai alasan yang, heum... I thought she was very amateur, gampang banget gue baca, berubah seratus delapan puluh derajad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar