|
Jurnal Menuju Leuwi Hejo |
Minggu, 31 Mei 2015
Seperti biasa, Minggu adalah hari di mana saya ingin benar - benar menghabiskan waktu untuk bersenang - senang. Namun kali ini berbeda, karena ini akhir bulan dan saya belum gajian. Tuhan, bagaimana ini? Beruntung di dalam dompet masih tersimpan beberapa lembar uang berwarna merah dan beruntung juga partner saya sudah gajian, ya setidaknya kalau ada apa - apa saya bisa mengandalkan dia. Hehehe.
Sebenarnya minggu lalu saya berencana untuk menuju Luewi Hejo di daerah Cisarua, namun karena minggu lalu kami lebih memilih untuk nonton film action comedy SPY yang baru saja keluar, maka kami memutuskan untuk mewujudkannya di akhir bulan, dengan perkiraan bahwa kami sudah gajian.
Harus Tetap Terwujud.
Bagaimanapun caranya, apapun resikonya perjalanan harus tetap berlanjut. Saya tidak ingin urusan uang menghambat saya menikmati kehidupan dan menggagalkan segala rencana dan target yang sudah saya buat jauh - jauh hari. Karena bagi saya, hal - hal seperti ini adalah satu - satunya hal yang bisa saya lakukan untuk sejenak melepaskan diri dari kesibukan dan tekanan sehari - hari.
Sekilas Tentang Sentul Hill.
Rute yang kami lalui untuk menuju area wisata Leuwi Hejo adalah Jalan Raya Bogor-Sentul-Jungle Land. Itu yang menjadi patokan saya. Ini kali kedua saya mencicipi suasana di seputaran Sentul yang mewah. Benar - benar mewah, namun satu yang menjadi kekaguman saya bukan hanya sekedar penataan lokasi hunian, namun kesadaran akan kebutuhan penghuni akan alam dan keindahan. Menurut saya pribadi, Sentul memang kawasan yang sangat menjadi idaman bagi saya -kalau saja saya konglomerat hehe-.
|
Sentul Nirwana |
|
Ditemanai Sunrise dengan bias cahayanya |
Berlubang dan Pungli Cilik
Dari Sentul menuju lokasi cukup mudah, cukup menemukan pintu masuk Jungle Land, karena tepat di depan pintu masuk terdapat perempatan, anda cukup membelokan kendaraan anda ke kiri. Tidak jauh dari perempatan terdapat Indomaret terakhir, kalau belum bawa bekal mungkin anda bisa membelinya di sana. Saat itu kami tidak mampir karena malam sebelumnya kami sempat membaca beberapa blog yang menerangkan kalau di lokasi masih sangat sedikit warung yang menjajakan berbagai macam kudapan.
Curug Bengkok, Leuwi Hejo
Sampai di lokasi, ternyata tidak seperti yang saya baca di beberapa blog sebelumnya, sepertinya penduduk atau pemerintah sudah mulai melihat potensi wisata di Leuwi Gajah sehingga tidak ada lagi motor dan mobil yang terparkir di sekitar masjid seperti yang sudah saya baca di beberapa blog sebelumnya.
Tujuan Pertama : Leuwi Hejo
Setelah memarkirkan motor di area parkir dua kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuju area Curug, dan sampai di area parkir tiga, di sana sudah banyak warung - warung makanan dan kerajinan tangan. Kami turun menuju Curug Bengkok, Leuwi Hejo. Kami pikir kami terlalu pagi dan wisatawan belum begitu ramai, namun ternyata lokasi area Leuwi Hejo sudah dipenuhi banyak pengunjung.
|
Ramai |
|
Semakin Ramai |
Bumi adalah kanvas yang paling sempurna untuk Tuhan menuangkan segala keindahan di dalamnya untuk kita nikmati.
Menjadi sajian dengan beragam cita rasa, sajian yang menyadarkan kita untuk selalu kembali menyadari betapa kecilnya kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar