Minggu, 10 Mei 2015 Pukul 05.30 am
Kami berdua berangkat menyusuri Jalan Raya Bogor, sebelumnya kami menuju Rumah Pak Andre teman kerja partner saya untuk mengantarkan PS 2 miliknya yang dibeli oleh Pak Andre. Sekitar jam enam kami sudah sampai dan mengobrol hingga sekitar dua setengah jam.
Sekitar jam setengah sembilan, kami melanjutkan perjalanan. Ternyata kemacetan sudah memenuhi jalanan Ciawi menuju Puncak. Beruntung karena kami mengendarai motor, jadi kemacetan tidak begitu mempengaruhi perjalanan kami hingga akhirnya kami sampai di pintu depan Curug Cilember.
Curug Cilember |
Ini kali kedua kami kembali ke sini, sebelumnya kami hanya sempat dan hanya bisa mencapai Curug 5 saja, namun hari ini kami bertekad untuk bisa sampai di Curug 2. Sampai saking asyiknya dan bersemangatnya kami lupa untuk mengabadikan bagaimana rute perjalanan kami menapaki jalur diagonal yang sebagian besar merupakan tanah liat yang licin. Sebenarnya entah mungkin karena terlalu asyik atau karena kami harus berkonsentrasi supaya tidak terpeleset, ditambah saat itu saya salah mengenakan kostum. Kemeja hitam & celana bahan. Ah! benar - benar konyol.
Beberapa kali kami berhenti untuk sekedar bergantian melewati jalur dengan para pengunjung yang turun. Semakin ke atas ternyata semakin jarang yang naik. Mungkin jalan yang licin dan lembab serta beberapa pohon tumbang yang menjadi alasan pengunjung untuk tidak mendaki terlalu jauh.
Kami berdua sama sekali tidak tahu di mana posisi Curug 4, 3, dan 2. Bermodal nekat dan keinginan untuk bisa mencapai Curug 2 akhirnya kami terus melanjutkan perjalanan.
The Power of Mindset
Ternyata memang harus berhati - hati dalam menentukan mindset. Kami sudah mendaki jauh hingga sekitar satu jam tiga puluh menit, sampai kami tak lagi mendengar suara riak air yang akhirnya memaksa kami untuk berhenti dan berpikir. Kami berhenti cukup jauh dari tempat kami mendengar riak air yang terakhir tadi. Lama kami saling berpandangan hingga akhirnya kami memutuskan untuk menyerah dan kembali turun karena sepertinya langit mulai gelap dan medan semakin menakutkan, ditambah saat membaca salah satu blog dengan bantuan sinyal kuat dari provider yang saya gunakan, kami semakin ragu untuk melanjutkan karena diterangkan di sana bahwa ternyata jarak tempuh antara Curug 5 ke Curug 4 dan 3 yang tidak begitu jauh hanya sekitar 15 menit, dan untuk menuju Curug 2 hanya 30 menit. Terlebih adanya beberapa lintah yang muncul dan salah satu lintah kecil berhasil menempel di leher saya, akhirnya kami memutuskan untuk turun.
Curug 2
Benar saja setelah akhirnya kami kembali mendengar suara riak air, kami melihat ada beberapa orang keluar dari jalur sebelah kiri yang di pertigaan jalan setapak itu ada papan bertuliskan "EXIT" menunjuk arah turun. Iseng kami segera bertanya dan ternyata itu adalah Curug 2.
Curug 2 |
Salah Kostum |
Diatas, dibawah dan di samping |
Narsis |
Saat kami menyadari bahwa kami ternyata sudah melewati Curug 2, kami hanya tertawa. Ternyata memang ketika Mindset kita sudah kita atur untuk sampai ke satu titik, maka ya kita akan mencapainya. The Power of Mindset.
Curug 3
Setelah puas bermain air di Curug 2, akhirnya kami memutuskan untuk kembali turun karena lagi - lagi langit berangsur gelap. Saat turun, entah bagaimana awan - awan hitam beringsut, menyingkir dari atas kami. Sambil sekali lagi meyakinkan kalau langit tidak akan menjatuhkan bulir - bulir air hujannya, kamipun memutuskan untuk mampir di Curug 3, karena kebetulan kami masih mendengar suara air yang jatuh menghantam bebatuan.
Curug 3 |
Dari Mata Ponsel Lumia 730 milik saya |
For your information. Curug tiga ini areanya cukup luas, lebih luas bila dibanding Curug 2 dan Curug 4. Tidak heran kalau cukup ramai. Terlebih lagi ditambah dengan jatuhnya air cukup luas dan tinggi menghantam bebatuan hingga jatuh di kolam teratas dan akan kembali jatuh melalui sela bebatuan mengalir ke bawah.
Basah |
Kami Saat Area Kosong |
Puas |
Lagi - lagi langit sepertinya memang memberikan kami batas waktu supaya tidak terlalu lama menetap di salah satu Curug. Mendung, menyelimuti langit. Kami memutuskan turun, seingat saya dari yang telah saya baca di salah satu blog sebelumnya kalau Curug 3 dan Curug 4 tidak berjauhan, maka kami memutuskan untuk mampir sebentar ke Curug 4 sebelum akhirnya turun. Karena memang kebetulan partner saya cukup penasaran dengan Curug 4 setelah melihat papan peta di area Curug 7 yang menampilkan nyaris seluruh foto Curug, kecuali Curug 1.
Curug 4 |
Kami di Curug 4 |
Sepertinya untuk kali ini awan hitam enggan untuk beranjak. Jadi mau tidak mau akhirnya kami kembali melanjutkan perjalanan menuju Curug 5 untuk berhenti sejenak dan beristirahat.
Di area Curug 5 : Pohon Pinus dan Senandung Alam Liar
Di area curug lima, seperti saat pertama kali kami datang beberapa bulan lalu, area ini memang area yang cukup ramai selain area Curug 7. Maka dari itu,kami yang tidak begitu suka dengan keramaian dan suara bising. Kami tidak menyempatkan diri untuk mampir ke area curugnya, melainkan kami hanya duduk di bagian atas tanjakan bersama Pohon Pinus, memperhatikan semua yang ada di sana.
Love The View, Love the Warmth, Love the music of the Wild. |
Excitemnet, Don't know how to put it on my face. |
One of Our Fav things to do. |
Take times for selfies |
Sekitar jam tiga akhirnya kami memutuskan untuk pulang. Tanpa mampir ke Curug 5 dan Curug 7, juga tanpa tahu ke mana arah menuju Curug 6. Mungkin lain waktu kami akan kembali berkunjung, menuntaskan semuanya. Mencapai Curug 1, menyapa Curug 2, 3 & 4, mampir di Curug 5, menemukan Curug 6 serta membasuh muka di Curug 7. Menyenangkan.
Banyak hal indah yang akan selalu ditemui hanya bila kita menikmati dan bersyukur. Satu hal, "Don't give up too fast and Put a Right "Mindset" before you go."
Entah apa yang merasuki saya selama perjalanan itu, kepala saya tidak pernah berhenti mengeluarkan kata - kata dan ada satu kalimat yang saya sukai dari berbagai suara di kepala saya.
"There's noway you'll be killed by the million miles you walk, neither by the mountain you climb. Unless you're unprepared."
-ME-
Satu hal yang pasti dan selalu menjadi keinginan saya dalam hidup. Bukan menjadi dokter bukan menjadi Presiden, bukan menjadi Super Hero. Sederhana.
"Menghidupi Hidup dengan Kehidupan..."
-ME-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar