Beruntung meski beberapa data dari hardisk lama saya tidak bisa terselamatkan karena rusak, tapi foto - foto perjalanan yang pernah saya dan partner jalani masih tersimpan di kamera pocket merk Casio milik saya. Setidaknya saya bisa menyimpan memori tentang perjalanan yang pernah saya lalui lewat blog milik saya ini. Memang sedikit berlebihan bila dalam satu hari saya melakukan posting hingga empat kali atau lebih secara berturut - turut, tapi inilah waktu yang saya miliki sebagai karyawan, tidak tetap dan terkadang keinginan untuk menulis harus terkalahkan oleh rasa lelah. Namun, sekarang entah kenapa saya merasa sangat bertenaga atau bahkan terlalu bertenaga.
Muara Angke, 29 Juni 2013 06.30 am
Ini adalah perjalanan pertama kami mencicipi Kepulauan Seribu dan saat itu yang menjadi tujuan kami adalah Pulau Tidung. Dengan menaiki kapal yang saya tidak bisa mengingat nama Kapal yang kami tumpangi itu, akhirnya kami berlayar untuk pertama kalinya di perairan utara Pulau Jawa. Sungguh pengalaman yang cukup mengasyikan, karena ini adalah kali pertama saya mencicipi rasanya berlayar. Dengan hanya membayar Rp. 36.000,- per orang kami akhirnya menikmati pelayaran yang cukup melelahkan itu selama kurang lebih tiga jam perjalanan. Sekitar pukul sebelas siang kami berlabuh di dermaga Pulau Tidung.
Terikat |
Ini kali pertama kami dan wajar kalau kami berkunjung ke Pulau ini tanpa persiapan sama sekali, tidak ada jaminan penginapan, tidak ada juga jaminan kita bisa menikmati berbagai fasilitas yang ada. Bermodal nekat kami akhirnya mencari penginapan, beruntung di dekat Pantai yang terkenal dengan Jembatan Cinta-nya. Dengan mendapat harga discount dari Mas Agung Sang Pengelola penginapan di pesisir pantai, kami berdua dapat menempati penginapan dengan harga Rp. 400.000,- cukup murah dan memuaskan dengan fasilitas yang terbilang nyaman.
Tidung.
Kami hanya menikmati apa yang tersaji di Pulau Tidung tanpa tahu apa yang harus kami lakukan. Seperti traveler pemula pada umumnya, kami mengunjungi tempat yang menjadi masterpiece dari Pulau Tidung. Jembatan Cinta dan menyeberanginya hinga menuju Pulau Tidung Kecil yang berada di Ujung Jembatan. Ada beberapa pengunjung yang melompat ke dalam air laut dangkal dari puncak jembatan cinta, entah karena mempercayai mitos yang berkembang atau memang karena mereka ingin menikmati dan menyemarakan hari saja. Saya tidak tahu.
Terkadang, ketika kita berjalan kita tak harus melakukan apapun untuk menikmati apa yang ingin kita nikmati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar