Selasa, 26 Mei 2015

Ancol 2 : Siluet Senja

Kali ini setelah sempat menghamburkan uang, Kami memutuskan untu mampir atau lebih tepatnya mengunjungi Pantai Ancol dengan expektasi dan bayangan akan keindahan sunset sebelumnya. Rasanya memang tidak mudah bagi kami apa lagi setelah menghabiskan beberapa lembar uang kami harus mengeluarkan uang sebesar Rp 65.000,- untuk kami berdua bertaruh mendapatkan sunset atau setidaknya pemandangan yang indah di Area Pantai komersil tersebut.

Bermodal Nekat

Ya mau dikata apa lagi, kami bosan menghabiskan waktu libur dengan hanya berdiam diri di kamar menghabiskan waktu dengan hanya berbaring dan nonton tv saja, terlebih lagi sepertinya alam berpihak kepada kami atau mungkin karena sekarang memaauki musim kemarau, jadi suasana langit cukup bersahabat meski terbilang panas.

Setelah sempat menikmati makan siang di Mie Jogja di bilangan Tebet, kamipun tidak mau menyia - nyiakan waktu untuk menunda keberangkatan menuju ancol. Minggu ini, yang menemani kami adalah Si Ganteng, motor Mio GT merah hitam milik saya.

Sekitar kurang lebih satu Jam kami akhirnya sampai di pintu gerbang Taman Impian Jaya Ancol. Sepertinya cukup ramai untuk minggu ini -24 Mei 2015- dan ternyata benar. Tidak sepertu biasanya, kali ini kami singgah dulu di area Pantai Indah seberang Putri Duyung dekat Monumen Ancol sebelum pindah ke area Pantai Pasir Putih tempat kami biasanya menunggu detik - detik terbenamnya Matahari.

Ancol 2-1
Mampir

Ancol 2-1
Putri Duyung

Ancol 2-3
Pohon Kelapa
Ancol 2-4
Black And White

Ancol 2-5
Permisi. Narsis dulu.


Peluasan Area Pantai Berpasir

Sekitar Jam empat kami berpindah lokasi menuju Pantai Pasir Putih utntuk menunggu dan menyaksikan detik - detik terbenamnya Sang Surya. Mengejutkan walau tidak mengherankan juga, pengunjung kala itu membludak, ditambah ada beberapa kapal pengeruk yang sedang terparkir di pinggir pantai. Menurut info, ternyata memang sedang ada perluasan area berpasir di berbagai titik di Pantai Pasir Putih. Kami tak mau ambil pusing, kami hanya ingin menikmati suasana senja di Ancol. Kami berdua berjalan menelusuri Jembatan kayu panjang dan berhenti di salah satu titik yang cukup sepi, kami enggan menyeberangi jembatan lebuh jauh karena sejauh mata memandang ke arah jembatan dan sekitarnya yang kami lihat hanya bulatan - bulatan kepala berhiaskan rambut hitam. Kamipun duduk menunggu saat matahari terbenam.

Ancol 2-6
Lalu Lalang

Ancol 2-7
Walk the Walk
Ancol 2-8
Mulai Beringsut

Ancol 2-9
Partner In Crime

Ancol 2-10
Silau


Siluet Senja

Kami berpindah ke salah satu sisi timur pantai, mengamati beberapa kapal pengeruk dan menikmati sisa Sunset yang ada. Cukup memuaskan karena bisa menghasilkan Siluet Senja yang indah baik dari mata Nikon D3200 milik partner saya, juga dari Mata Ponsel Lumia 730 milik saya.


Ancol 2-11
Siluet di kala Senja

Ancol 2-12
Bersama Orang - Orang Tercinta

Ancol 2-13
Para Penikmat Senja

Ancol 2-14
Salam Senja

Ancol 2-15
Anugerah Tuhan yang begitu Indah.
 
Ancol 2-16
Perluasan Area Pantai Pasir Putih Ancol.


Apa ukuran dari keindahan? Apakah kepuasan yang terasa dalam hati?
Lalu apakah jaminan dari kepuasan hati? Apakah keindahan?
Bagi saya, bukan! Tapi rasa Syukur atas anugerah yang Tuhan berikan.
Mata ini memandang segala aspek yang ada,
namun kemudian kepala, hati dan ego yang mengerucutkan.
Mementingkan salah satu aspek dan mengabaikan aspek yang lainnya.
Ini realita, dan memang ini lah kenyataan.
Saya manusia dengan sisi obyektif dan sudut pandang yang menurut saya benar.
Namun belum tentu benar menurut orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar