Senin, 22 Februari 2016

Sekedar Intermezo : Sahabat dan Tetua Saya

Sudah cukup lama saya berhenti menuliskan segala uneg - uneg saya di Blog ini. Dan baru sekarang saya sempat untuk kembali log in ke account saya. Terlebih sekarang urusan naskah saya hanya tinggal mengirim revisi saja. Ya, sebenarnya banyak yang ingin saya bagi, mulai dari pergantian tahun di Pangandaran & Banjar Patroman, Perjalanan Rodi saya ke Painan, Sumatera Barat hingga perjalanan kemarin ke Bangka Belitung.

Tapi sebelum itu, ada hal yang sangat ingin saya bagi, bukan untuk menggurui, bukan pula untuk mendoktrin. Ya, hanya sekedar berbagi pemikiran saja. Sebelum akhirnya saya berangkat Kamis, 18 Februari 2016 lalu, saya sempat bertemu dengan Mantan PM saya, beliau bernama Bapak Andi. Jujur saja, dari segi pendidikan mungkin beliau bukan lulusan universitas mana - mana, tapi beliau adalah salah satu dari orang yang setiap kata - kata dan nasehatnya sebagian besar saya dengarkan.

Pahit, manis saya dulu lalui bersama beliau, jadi mau sampai kapanpun beliau tidak akan menjadi mantan saya, beliau akan selalu menjadi sahabat, dan tetua bagi saya. Teringat satu perbincangan dengan beliau tiga tahun lalu.

"Umur mu pira?" (Umurmu berapa?) Beliau bertanya dengan logat surabaya kental.
"Selikur Pak, lah ngopo?" (21 Pak, kenapa?)  Jawab saya sekenanya, saat itu usia saya masih 21.
"Halah jeh enom jebul!" (Ya elah masih muda ternyata!) Responnya sedikit membuat saya bingung.
"Umur semono ki umur - umure dolan. Ojo dientekke nggo gawe!" (Umur segitu tuh umur - umurnya main. Jangan dihabisin buat kerja!). Lanjutnya.
"Kerjo oleh, nang dolan kudu!" (Kerja boleh, tapi main harus!) Tandasnya.

Sebenarnya saya berpikir bahwa memang saya anak yang kurang main sejak dulu, kalimat beliau bagi saja tak seperti hanya sekedar bercandaan kopong saja, tapi terdengar seperti nasihat, sindiran dan wejangan. Hingga sampai akhirnya kemarin kami bertemu perbincangan itu masih terngiang di telinga saya.

"Urip ki koe teko/lahir gak gowo apa - apa.
Balik/mati yo gak gowo apa - apa!
Nak udhu koe sing nggawe enak ameh sapa meneh?"

artinya.

"Hidup tuh kamu datang/lahir tidak membawa apa - apa.
Balik/mati juga gak bawa apa - apa!.
Kalau bukan kamu yang bikin enak mau siapa lagi?"

-Andi-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar